Forum silaturahmi keluarga

Monday, January 13, 2014

PERINGATAN HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW (MAULID)



PERINGATAN HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW (MAULID)

Rasul Saw,”'Anta ma'a man ahbabta. (Engkau akan bersama dengan yang engkau cinta)”g0
==============
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabatku,
Hari ini, tanggal 13 Januari 2014, kita memasuki tanggal 12 Rabiul awal 1435 H yang Insya Allah sama-sama kita peringati Hari Kelahiran Nabi kita Rasulullah Muhammad SAW (Maulid Nabi), yang Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju cahaya yg terang benderang penuh dengan keimanan, dan yang telah membawa agama Islam sebagai agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT, yang kepadanya kita mengharapkan syafa'atnya di hari kiamat nanti.

Sahabatku,
Maulid Nabi Muhammad Saw ( Maulud Nabi) adalah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal.

Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan, kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Beruntunglah kita ummat Islam di Indonesia, karena ada hari libur khusus setiap Maulid (Hari kelahiran) Nabi, tanggal 12 Rabiul Awwal. Peringatan maulid serentak diladakan di mana-mana, di kota dan di desa-desa di seluruh pelosok Indonesia. Sebuah tradisi sejak zaman Bung Karno, peringatan Maulid Nabi bahkan diadakan di Istana Presiden, sebuah tempat yang paling prestisius di Indonesia. Peringatan maulid Nabi di beberapa daerah bukan hanya tanggal 12 Rabiul Awwal atau bulan Maulud saja, tapi sampai menjelang bulan Rajab. Subhanallah. Orang Jawa menisbahkan seluruh bulan Rabiul Awwal sebagai bulan Maulud. Ini adalah salah satu bentuk kecintaan kita ke[pada Nabi Muhammad SAW, Sang kekasih Allah.

Namun belakangan sebagian saudara-saudara kita orang-orang shaleh melalui pemahamannya secara sistematis, mendegradasi bentuk-bentuk cinta kepada Rasul seperti Maulidan, Shalawatan, Dibaan, sampai Tahlilan dan ziarah kubur yang sudah diamalkan selama ratusan tahun sebagai sebuah stigma yang sangat negatif. Setelah dianjurkan untuk ditinggalkan, memperingati Maulid Nabi, bahkan dianggap sebagai sebuah tindakan kultus individu. Sebuah stigma yang sungguh menyakitkan hati orang beriman. Bagaimana tidak, hari lahir dirinya, anak dan istrinya atau organisasinya diperingati, sementara hari lahir Nabi yang mulia malah dilarang bahkan diharamkan!

Stigma megatif ini semakin menjadi pukulan telak begitu kita mencintai Baginda Rasul SAW lalu dianggap sebagai sebuah bid'ah. Setiap bid'ah adalah menyesatkan dan setiap yang sesat di neraka. Kalau kategori ini dijadikan alat justifikasi dan labelisasi, maka tentu tak terbilang berapa jumlahnya muslimin-muslimat 'kampung' yang begitu mencintai Nabi-nya, bakal terhantam julukan menyakitkan sebagai pelaku praktik bid'ah dan ahli neraka.

Dakwah mereka, bukan saja telah sukses membuat kita semakin jauh dari cinta kepada Baginda Rasul SAW, tetapi juga telah merasa berkuasa menentukan kapling-kapling surga dan neraka sebagai milik mereka.

Cinta kita di dunia ini sejatinya adalah cinta tak berbalas sedang cinta kepada Rasul SAW adalah cinta sejati. Kata-kata seperti apalagi yang dapat menjelaskan betapa agungnya kecintaan Rasul kepada kita, sampai-sampai menjelang tarikan nafasnya yang terakhir, yang muncul justru desahan kalimat “ummati-ummati (umatku-umatku) dari kedua bibir beliau yang suci. Karena itu, sebuah riwayat menjelaskan, jika seorang ummat Islam berziarah lalu menyampaikan salam, maka Baginda Rasul akan memohon kepada Allah agar mengembalikan ruhnya untuk menjawab salam tersebut.

Dalam hadits shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, beliau mengatakan bahwa Sekali waktu menjelang shalat berjamaah di Masjid Nabawi, seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Rasul shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berkata, “'Anta ma'a man ahbabta. (Kalau begitu), engkau akan bersama dengan yang engkau cinta)'' (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639).

Sahabat Anas Bin Malik r.a menggambarkan, ''Aku belum pernah melihat kaum Muslimin berbahagia setelah masuk Islam karena sesuatu seperti bahagianya mereka ketika mendengar sabda Nabi itu.''
Kita semestinya sadar bahwa amal sebesar apa pun tak akan mampu mengantar kita bertemu Allah. Hanya cinta kepada-Nya dan kepada Rasulullah Saw yang mampu mengantar kita bertemu Allah.

Selamat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Semoga Shalawat dan salam tercurah bagi Baginda Nabi SAW, keluarganya dan Sahabatnya yang mengikutinya.

آللّهُمَ صَلّیۓِ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad wa alaa aali sayyidina Muhammad.

Barakalllahu fîikum.

sumber : gambar (isabili.com) dan isi saduran dari https://www.facebook.com/notes/ahmad-nizar-assegaf/peringatan-hari-kelahiran-nabi-muhammad-saw-maulid/514862781879300

0 comments: