Forum silaturahmi keluarga

keluarga kami

Foto bersama lebaran 2016

Lebaran di KTT Kaltara

H. Ganda Sudarman dan Hj Mardian bersama 4 putri dan 3 putra.

2.Foto bersama Kel.H.Ganda Sudarman

H. Ganda Sudarman dan Hj Mardian bersama 4 putri dan 3 putra

4 orang anak putri H.Ganda Sudarman

Wita Margawati, Hanna Juniar, Juli Afiati Suryandari dan Elvina Handayani

Monday, January 13, 2014

PERINGATAN HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW (MAULID)



PERINGATAN HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW (MAULID)

Rasul Saw,”'Anta ma'a man ahbabta. (Engkau akan bersama dengan yang engkau cinta)”g0
==============
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sahabatku,
Hari ini, tanggal 13 Januari 2014, kita memasuki tanggal 12 Rabiul awal 1435 H yang Insya Allah sama-sama kita peringati Hari Kelahiran Nabi kita Rasulullah Muhammad SAW (Maulid Nabi), yang Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju cahaya yg terang benderang penuh dengan keimanan, dan yang telah membawa agama Islam sebagai agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT, yang kepadanya kita mengharapkan syafa'atnya di hari kiamat nanti.

Sahabatku,
Maulid Nabi Muhammad Saw ( Maulud Nabi) adalah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal.

Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan, kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Beruntunglah kita ummat Islam di Indonesia, karena ada hari libur khusus setiap Maulid (Hari kelahiran) Nabi, tanggal 12 Rabiul Awwal. Peringatan maulid serentak diladakan di mana-mana, di kota dan di desa-desa di seluruh pelosok Indonesia. Sebuah tradisi sejak zaman Bung Karno, peringatan Maulid Nabi bahkan diadakan di Istana Presiden, sebuah tempat yang paling prestisius di Indonesia. Peringatan maulid Nabi di beberapa daerah bukan hanya tanggal 12 Rabiul Awwal atau bulan Maulud saja, tapi sampai menjelang bulan Rajab. Subhanallah. Orang Jawa menisbahkan seluruh bulan Rabiul Awwal sebagai bulan Maulud. Ini adalah salah satu bentuk kecintaan kita ke[pada Nabi Muhammad SAW, Sang kekasih Allah.

Namun belakangan sebagian saudara-saudara kita orang-orang shaleh melalui pemahamannya secara sistematis, mendegradasi bentuk-bentuk cinta kepada Rasul seperti Maulidan, Shalawatan, Dibaan, sampai Tahlilan dan ziarah kubur yang sudah diamalkan selama ratusan tahun sebagai sebuah stigma yang sangat negatif. Setelah dianjurkan untuk ditinggalkan, memperingati Maulid Nabi, bahkan dianggap sebagai sebuah tindakan kultus individu. Sebuah stigma yang sungguh menyakitkan hati orang beriman. Bagaimana tidak, hari lahir dirinya, anak dan istrinya atau organisasinya diperingati, sementara hari lahir Nabi yang mulia malah dilarang bahkan diharamkan!

Stigma megatif ini semakin menjadi pukulan telak begitu kita mencintai Baginda Rasul SAW lalu dianggap sebagai sebuah bid'ah. Setiap bid'ah adalah menyesatkan dan setiap yang sesat di neraka. Kalau kategori ini dijadikan alat justifikasi dan labelisasi, maka tentu tak terbilang berapa jumlahnya muslimin-muslimat 'kampung' yang begitu mencintai Nabi-nya, bakal terhantam julukan menyakitkan sebagai pelaku praktik bid'ah dan ahli neraka.

Dakwah mereka, bukan saja telah sukses membuat kita semakin jauh dari cinta kepada Baginda Rasul SAW, tetapi juga telah merasa berkuasa menentukan kapling-kapling surga dan neraka sebagai milik mereka.

Cinta kita di dunia ini sejatinya adalah cinta tak berbalas sedang cinta kepada Rasul SAW adalah cinta sejati. Kata-kata seperti apalagi yang dapat menjelaskan betapa agungnya kecintaan Rasul kepada kita, sampai-sampai menjelang tarikan nafasnya yang terakhir, yang muncul justru desahan kalimat “ummati-ummati (umatku-umatku) dari kedua bibir beliau yang suci. Karena itu, sebuah riwayat menjelaskan, jika seorang ummat Islam berziarah lalu menyampaikan salam, maka Baginda Rasul akan memohon kepada Allah agar mengembalikan ruhnya untuk menjawab salam tersebut.

Dalam hadits shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, beliau mengatakan bahwa Sekali waktu menjelang shalat berjamaah di Masjid Nabawi, seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Rasul shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berkata, “'Anta ma'a man ahbabta. (Kalau begitu), engkau akan bersama dengan yang engkau cinta)'' (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639).

Sahabat Anas Bin Malik r.a menggambarkan, ''Aku belum pernah melihat kaum Muslimin berbahagia setelah masuk Islam karena sesuatu seperti bahagianya mereka ketika mendengar sabda Nabi itu.''
Kita semestinya sadar bahwa amal sebesar apa pun tak akan mampu mengantar kita bertemu Allah. Hanya cinta kepada-Nya dan kepada Rasulullah Saw yang mampu mengantar kita bertemu Allah.

Selamat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Semoga Shalawat dan salam tercurah bagi Baginda Nabi SAW, keluarganya dan Sahabatnya yang mengikutinya.

آللّهُمَ صَلّیۓِ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad wa alaa aali sayyidina Muhammad.

Barakalllahu fîikum.

sumber : gambar (isabili.com) dan isi saduran dari https://www.facebook.com/notes/ahmad-nizar-assegaf/peringatan-hari-kelahiran-nabi-muhammad-saw-maulid/514862781879300

Saturday, January 4, 2014

Galery Foto Keluarga Yuli

Fira + Mama dan Azka


Azka ngantuk nich
azka with kembar

azka with mama
fira, ui dan mama di sanga-sanga

ui in action


menunggu mau nonton

jembatan gantung taman safari prigen

awas azka... jembatannya goyang lho

berdua lagi jadi bintang iklan

ihh, papi ... baru gosok gigi ya...

ui di aparteman aston

lagi lagi yuli action hehehe

Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap






Pengertian

Bacaan Do’a Sholat Dhuha Dan Dzikir. Dalam melakukan sholat Dhuha tidak ada bacaan atau do’a khusus, dan pelaksanaannya juga sama persis dengan kalau mau melaksanakan sholat wajib, misalnya sholat (Dzuhur, Ashar dll) dan waktunya juga pada waktu siang hari (pagi) mulai pukul 07.00 s/d pukul 11.00 siang atau menjelang sholat Dhuhur. Tempat pelaksanaan bisa dimana saja saja, seperti sholat fardlu, dimasjid, mosholla, rumah, lapangan atau bisa dipinggir jalan diatas rumput (suci) saat berangat kerja dalam perjalanan atau setibanya di Kantor yang terpenting baju atau celana harus suci. 

Terganggunya Kesucian pada pakaian terutama pada celana biasanya karena kebiasaan kencing berdiri yang tidak pada tempatnya, sehingga timbul cipratan lalu terkena celana (karena itu jangan biasankan kencing berdiri kecuali sangat terpaksa) jika nda suka mengutamakan kesucian pada pakaian yang anda kenakan Pengertian, Manfaat Dan Hukum Shalat Dhuha Sholat Dhuha hukumnya sunnah, Rosulullah Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan nya sepanjang hidupnya, meski sholat ini tegolong sunnah dan kedudukannya bukan sunnah muakkadah tapi bagi mereka yang mengerjakan akan mendapat imblan yang sangat besar, bukan hanya sekedar dapat pahala besar yang fungsinya identik dengan balasan nanti di akhirat, tapi juga akan mendapat balasan langsung berkaitan dengan urusan dunia, karena itu sholat ini disebut sholat untuk membuka pintu rezeki, Sabda Nabi: Firman Allah SWT: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “ (HR.Hakim dan Thabrani) Hadits lain mengenai status hukum shalat Dhuha : Abu Hurairah ra. berkata, “Kekasihku (Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan sampai aku mati; puasa tiga hari pada setiap bulan (ayyam al-bidh’), shalat Dhuha dan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari). 

Cara mudah melaksanakan sholat witir, lakukan setelah sholat isya setelah melaksanakan shalat sunnat ba’da isya kemudian lanjutkan dengan shalat witir, pertimbangannya dari pada nantinya lupa atau sama sekali tidak mengerjakan karena keburu ngantuk atau malas. Jumlah raka’at shalat witir yaitu : 2 raka’at lalu salam kemudian shalat lagi satu raka’at lalu salam atau bisa 3 raka’at sekaligus lalu salam. 

Tata Cara Melaksanakan Shalat Dhuha Takbir (Takbirotul Ihrom) seperti sholat fardlu. Pada saat anda mengucapkan ‘Allahu Akbar’ Dalam hati anda membaca seperti ini : Aku shalat Dhuha 2 raka’at Sunnah Karena Allah. (niat hukumnya wajib) Baca Do’a iftitah : Allahu akbar kabiron walhamdu lillahi katsiron wasubhanallahi buqrotan waashila inni wajjah tu wijhiya lilladzi fathorossamawati walarddlo hanafifan musliman wamaana minal musrikin. Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin. la syarikalahu wabidzalika umirtu wama ana minal muslimin. (Boleh tidak dibacakalau belum hafal/hukumnya sunnah) Baca Fatihah (hukumnya wajib) anda pasti sudah hafal Baca Surat, bisa apa saja seperti al-ikhlas, annas dll (sebenarnya hukumnya sunnah) Lanjutkan seperti sholat biasa … 



Setelah selesai anda membaca Do’a berikut ini : 

  اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ 

Kalau Do’a ini belum hafal jangan pusing dan jangan jadikan alasan tidak melaksanakan shalat Dhuha, cukup do’a dalam hati pakai bahasa indonesia saja, atau bisa juga pakai bahasa daerah, jawa, batak, sumatera, bahasa madura dll. Itulah cara mudah melaksanakan shalat dhuha, Jika anda berpikir tulisan ini terkesan mudah dalam melaksanakan ibadah termasuk shalat Dhuha, karena Islam memang tidak pernah menyulitkan hambanya dalam beribadah, hanya saja kita tetap wajib menghafal dan mengetahui semua bacaan dalam shalat untuk mendukung kesempurnaan dalam beribadah, terutama rukun rukun shalat, syarat syah shalat, cara wudlu dan sebagainya.

Manfaat
Manfaat atau faedah salat dhuha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang melaksanakan salat duha adalah dapat melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.[2] Dr. Ebrahim Kazim -seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy-menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.[2] Terlebih lagi shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat, “Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorfin. Zat ini sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.”[2]

Hadis terkait
Hadis Rasulullah SAW terkait salat duha antara lain :

“Barang siapa salat Duha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah) 

“Siapapun yang melaksanakan salat duha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi)

“Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud)

“Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,”Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang salat dhuha. Ia bersabda,?Salat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)

“Rasulullah bersabda di dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat duha, karena dengan salat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)

“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya setelah salat shubuh karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

“Dari Abi Zar r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka’at salat Dhuha.” (HR Muslim)